tiket pesawat murah

tiket pesawat murah

Kamis, 09 Juli 2009

cerita cintaku

Cerita Cintaku


Aku pernah jatuh cinta sama seseorang di kelas 2 smp pada Anak pak desa yang keturunan arung1, yang memang derajatnya jauh di bandingkan dengan diriku ini. Aku yang sehari-hari kerjanya ke sawah setelah pulang sekolah. Atau terkadang pergi menggembala sapi di tepi sungai Margolembo yang dipinggirnya di hiasi rerumputan yang menghijau. Ketika menjelang senja, aku gelandang sapi-sapiku yang jumlahnya 3 ekor tuk aku mandikan di kali. Terkadang juga sapi-sapi ku tinggalkan sejenak berenang di air sungai yang warnanya kemerahan dan pergi bersama teman-teman yang sesama penggembala sapi ke jembatan, lalu salto ke bawah. Aku tidak peduli ataupun jijik dengan air yang berbau Lumpur itu. dari kecil aku sudah terbiasa mandi di sungai itu. Antibodiku telah aku pertebal sejak kecil. Sehingga aku tak mudah terserang penyakit panu, kudis ataupun kurap.

Namanya andi2 Tenri Angka. Tingginya kira-kira 150 cm.Pertama kali aku liat dia waktu ikut kegiatan pramuka. Dia menjadi ketua regu pi. Aku berusaha untuk cari tahu tentang dirinya dengan meminta bantuan teman sekelas aku Bakri, yang katanya punya adik yang teman sekolahnya adalah sepupu Tenri. Wah. Ribet banget.

Survey membuktikan kalau dia masih jomblo. Awalnya aku curiga dengan cowok yang pernah mengantarnya ke sekolah siswa dari sma mangkutana. Lega rasanya, kala aku tahu kalau dia adalah kakaknya. Menurut adiknya teman aku yang dia dapatkan keterangan dari sepupunya Tenri yang bernama Sandy.

“Kakaknya ini galak banget. Dia nggak suka kalau adiknya di ganggu. Apalagi sama orang jelek kayak kamu”. aku cuma mencibir mendengar ejekan Bayu. Teman sebangku aku. Benar juga sih kata si Bayu. Badan aku kurus dengan kulit yang hitam legam hasil dari merumput dan menggembala sapi sehingga manisnya tidak kelihatan. Tapi, orang baik kan mengerti. Cinta itu bukan dari mata. Cinta itu lahir dari hati.

Aku beranikan diri untuk kirim salam lewat sepupunya. Karena aku merasa terganggu dengan perasaan aku ini. Membuatku selalu tak bisa konsentrasi tiap kali bayangnya melintas di pelupuk mataku. Rumus-Rumus matematika yang aku tempel kiri kanan atas saran pak bustamin, tetap tak bisa hinggap di otakku. Dan aku tak mau menderita seperti ini. Lebih baik aku ungkapkan. Daripada aku pendam lalu tumbuh menjadi jerawat batu? Tapi tak ada hasil. Jawabannya cuma senyum.

Tiap hari, kupandangi setiap jejak langkahnya dari jauh. Ketika aku lihat dia masuk warung pak rusdi, Langsung aku tarik tangan si bayu. “Eh mau ke mana kita?”. Katanya kaget. “Kantin!”. Aku ajak Bayu. Aku kurang PD ke sana sendirian. “Kirain mau ke mana”, menyimpan buku yang tadi dibacanya dalam tas.

wah…kantin ramai banget. Bangku yang tersisa tak ada. Terpaksa aku dan Bayu berdiri sebentar, sampai dua orang siswa kelas satu meninggalkan tempatnya yang duduk bersebelahan dengan Tenri. “duduk nggak ya di sampingnya?”. Aku deg-degan. Aku malu dan entahlah. Hatiku bingung. “Ayo duduk”. Perintah bayu. Sambil mengedipkan mata. “memang sukanya berdiri ya?”. Eh. Tenri malah menggodaku. Akupun tersenyum ke arahnya dan duduk di sampingnya. Sementara bayu memesan mie, aku gunakan kesempatan untuk ngobrol. “Kapan lagi ada kegiatan pramuka?”. kata buku yang pernah aku baca, jika ingin orang tertarik berbicara dengan kamu, maka kamu harus membahas sesuatu yang di sukai oleh orang itu. Dia kan aktif di pramuka. Pasti banyak tahu. “katanya, dekat-dekat nanti akan ada lagi perkemahan di soroako. Kamu ikut ya?. Kamu kan jago bahasa inggris”. Aku jadi merasa tersanjung. “thanks”.

Bayu datang dengan 2 mangkok mie di tangannya. “tolong dong, kecapnya”. Aku merasa langsung akrab. Kamipun makan. Tapi sesekali aku lontarkan pertanyaan. Biar suasana lebih hidup.

Bel berbunyi. Aku buru-buru menghabiskan mie ku. Keenakan ngobrol. Bayu dan tenri dari tadi habis. “aku duluan ya…” pamitnya. “iya”. Kataku bersamaan dengan Bayu. “yes!!” bahu bayu kutepuk.

Senangnya…. Bisa memandang wajahnya, menatap senyumnya, mendengar suaranya. Aku tak bisa tidur. Hatiku benar-benar bahagia. Kucoba untuk menulis surat kepadanya. Aku tak mampu mengungkapkannya langsung. Ngobrol yang biasa saja, cari bahannya susahnya minta ampun. Untungnya dia cepat nyambung tadi. Kalau aku diam, dia yang balik nanya.

Surat yang sudah seminggu kurancang, tak pernah selesai. Selalu ada saja yang kurang atau bahkan tidak cocok. Sebuah buku yang isinya surat-surat cinta terlalu mengada-ada bagiku. Akhirnya aku balik haluan. Tak jadi aku memberikannya surat cinta. Bukankah banyak cara mengungkapkan perasaan? Dengan bunga? Enggak ah.

Sebuah gantungan kunci yang ada tulisannya “i love u “ menjadi pilihanku. Kubungkus rapi, dengan kertas warna pink. Cewek biasanya suka dengan warna pink. Pink juga warna cinta. Warna kasih sayang. Semoga saja ia senang menerimanya dan mengerti maksud hatiku.

Pagi-pagi aku ke sekolah. Baru satu dua yang datang. Biasanya jam tujuh baru ramai. Sekarang baru jam 6. pak bujang, malah baru mau membuka kelas Tenri. Aku bingung. Aku kan tidak tahu mejanya yang mana? Kutelusuri dinding kelas. Kucari-cari denah kelasnya. Ada. Lengkap malah dengan fotonya. Nomor dua dari depan. Kuletakkan kado itu cepat-cepat di lacinya. Siapa tahu ada yang datang. Mataku kembali tertuju pada denah kelas itu. Aku ambil bangku lalu naik ke atas bangku dan mencopot foto tenri dari tempatnya. Kucium lalu kumasukkan ke dalam saku bajuku, lalu pergi ke kelasku. Berhasil.

Kecewa. Cintaku di tolak. “ thanks gantungan kuncinya. Tapi maaf ya…bukannya aku nggak suka sama kamu. Tapi kita masih kecil. Baru kelas tiga smp. Belum waktunya. Lebih baik kita berteman saja. Ujian juga sudah dekat. Aku tak ingin pelajaranku terganggu dan tidak lulus…”. Sebuah surat yang kuterima lewat bayu, membuatku nelangsa.

Teman aku bilang cinta di tolak dukun bertindak. Akupun di berinya baca-baca or jampi-jampi ala bugis. “Iyyapa na manyameng pappeneddinna narekko iyya’ naita”. Di baca 3 kali sebelum tidur. Tapi ku tidak mau menggunakannya. Bagiku…. cinta itu harus dari hati jika menginginkan cinta sejati. Namun aku tetap berharap suatu saat dia kan datang sendiri kepadaku menawarkan cintanya. Karena sejak saat itu, aku mulai memperbaiki diri. Rajin belajar, ikut kursus computer, dll.. Biar aku bisa bersaing dengannya.

Kini, banyak mata teman-teman sekelas aku yang kagum akan kepiawaian aku dalam segala hal. Namun tidak juga dia tergoda. “belum waktunya”. Selalu kata kata itu terlontar.

Detik-detik perpisahan kelas 3, harapan itu masih juga ada. Namun seketika pupus, ketika aku tahu, dia telah pergi ke Jakarta. Ayahnya di pindah tugaskan ke Jawa. Mungkinkah akan ada kesempatan untuk yang ke dua kalinya, meskipun hanya tuk melihatnya sekejap?. Hati aku perih. Beginikah rasanya cinta yang tak terbalas? Mungkin aku yang salah. Terlalu dini mengenal yang namanya cinta. Kukeluarkan sebuah foto dari dompetku yang telah beberapa lama menemani kesendirianku. Kutatap dalam-dalam. Setitik air jatuh dari mataku. Pas mengenai foto Tenri. Pelan-pelan air itu merembes, menyatukan warna-warni yang mengaburkan wajahnya. Padahal hanya itu yang tertinggal sebagai kenangan darinya. Tapi ternyata, iapun enggan menemaniku.

Di sma kelas 1, kembali ku terjatuh. Terpesona pada wajah ayu teman sekelasku. Kali ini dewi fortuna berpihak padaku. Karena panah dewa amor yang aku bidikkan tepat sasaran tepat di jantung hatinya. Penampilan aku, memang sudah jauh berbeda. Manisnya sudah nampak. Bodiku yang sedikit menjulang di banding teman-teman membuat banyak teman yang segan padaku.

Kini aku tak perlu lagi pergi menggembala sapi. Karena ayahku kini mengupah tetangga untuk merawatnya. Apalagi, kebun coklat yang selama ini di rawat baik oleh ayahku, kini telah membuahkan hasil yang lumayan. Namanya hidup. Selalu berputar.

Kulit aku yang dulunya hitam kelam namun masih nampak manisnya, kini lebih putih. Karena memang aku dasarnya kulit putih. Keluarga aku bilang kalau aku itu pekke’ manu3. Pekke artinya tumbuh, manu artinya ayam. Maksudnya semakin besar semakin bagus. Adakan orang yang kecilnya ganteng, imut, tapi besarnya malah jelek, jerawatan, dll. Yang ini namanya pekke’ tai4. Tumbuhnya kayak tai. Semakin jelek.

Dulu, sewaktu kecil ibuku memelihara ayam. Kalau anak ayamnya menetas, dia akan mengambil sesuatu dengan kukunya di paruh anak ayam itu, lalu di berinya padaku untuk di makan. Aku lupa apa namanya. Tapi ibuku bilang, biar aku pekke’ manu’.

Aku tumbuh jadi cowok yang lumayan manis dan keren. Tak mengherankan kalau banyak yang naksir padaku. Pilihanku jatuh padanya. hatiku telah terpaut pada kelembutan dan kecantikannya. Saat itu kuyakin kalau dialah cinta sejatiku. Akupun berprinsip. One by one.Satu tetap satu. Haram jadi dua. Apalagi jadi 3 ?

Indahnya cinta. Kenangan pahit akan cinta yang tak terbalas seketika sirna tanpa bekas. Tergantikan oleh Rani yang lebih cantik and kalem. Cewek impian aku. aku tak suka sama cewek yang ceplas ceplos. Kayak si Santi. Cerewetnya bukan main. Di tambah suaranya yang basoka. Tak perlu menggunakan mik kalau mau mengumumkan sesuatu. Karena suaranya melengking. Di mana ada dia, pasti ramai kayak pasar.

Aku yang memang di ajarkan di keluargaku untuk sholat 5 waktu sejak kecil membuat aku terbiasa dan rajin ke mesjid pada saat sholat dzuhur. Akhirnya aku terpilih jadi ketua rohis. Dengan banyaknya kegiatan rohis, aku jadi jarang jalan-jalan bersama Rani. Padahal biasanya tiap hari minggu bersama teman-teman sekelas pergi makan rambutan atau durian. Karena lagi musim buah-buahan.

Tapi, Betapa aku merasa terhina. Dia selingkuh. Dia jalan dengan cowok lain. Semua itu aku ketahui dari Sinta, tetanggaku. Rani pergi dengan seorang cowok anak Sma Mangkutana minggu lalu ke Pantai Lemo. “mungkin hanya teman”. Berusaha berbaik sangka. Sinta kan memamg tukang gossip. Malah ada yang bilang, kalau diam-diam Sinta sebenarnya naksir aku. Siapa tahu, ini taktik dia biar aku bisa putus dan menarik perhatianku. “nggak jadi masalah sih kalau kamu nggak percaya. Tapi, aku punya bukti lain. Kalau ini, kamu mungkin percaya”. Katanya, lalu mengeluarkan handphone n70 nya.

Hatiku kembali terpuruk. Bukti foto-foto mereka yang lagi senang-senang, nampak begitu akrab. Bukannya aku sok alim. Tapi selama pacaran dengan dengan rani, aku tak pernah rangkul-rangkulan bahu. “kita putus”. sms itu kukirimkan padanya, setelah kedatangan Sinta tadi sore..

Ternyata,cinta itu manisnya cuma seperempat. Selebihnya cuma kepahitan belaka. Akupun mulai tak percaya dengan cinta sejati. Dengan tampang yang lumayan. Akupun dengan mudahnya mendapatkan gandengan baru 2 atau 3 sekaligus. Kalau ketahuan aku tak peduli. Malah ada yang rela kok di duakan. Heran dech!

Di kelas 2, aku mulai lelah. Lelah berpetualang. Lelah di marahi guru gara-gara banyak pelanggaran yang aku lakukan. Dan terancam tidak naik kelas dengan nilai yang jeblok. Belum lagi ayahku yang tak lagi percaya padaku karena seringnya ku berbohong. Bahkan memukulku dengan kayu, karena jengkelnya. Aku mencuri uangnya 200.000, untuk membayar utang sama si Dani demi mentraktir para pacar-pacarku ataupun hanya untuk senang-senang. Biar para cewek takluk padaku. Cewek kan rata-rata matanya hijau kalau soal uang. Aku merasa frustasi dengan semua masalah yang menimpaku.

Tanpa sengaja, ketika aku lagi jalan-jalan ke toko buku, aku baca sebuah buku tentang cinta yang iseng aku buka di toko buku ihsan. “Cinta di masa muda itu hanya kenikmatan semu belaka”. Aku langsung membelinya. Karena mata sang penjual mulai melirik tanda tak senang. Mungkin, karena dari tadi bukunya aku otak atik tapi tak ada tanda-tanda, aku mau beli. Untung harga bukunya tidak mahal.

Isi buku itu kok mengena sekali dengan diriku. Bagaimana indahnya kalau jatuh cinta. Makan tak enak, tidurpun tak nyenyak. Terkadang tak bisa lagi membedakan antara nafsu dengan cinta. Cinta, jika kita tidak bisa memaknainya dengan pikiran yang positif, maka kita akan terjerumus.

Semua ini, mungkin memang diakibatkan karena cinta semu yang aku rasakan. Cinta dan dendam. Aku mengenal cinta, saat aku belum siap untuk sakit hati. Sehingga yang timbul, adalah kebencian yang mendalam. Aku seharusnya harus tahu arti cinta sesungguhnya.

Akhirnya semua pacar-pacarku kuputuskan. Aku mulai serius belajar. Apalagi menjelang semester. Tiba-tiba salah seorang mantan pacarku sms dan ingin kembali. Jujur, aku masih mencintainya. Banyak hal yang membuat aku suka padanya di bandingkan pacar-pacar aku yang lain. dia pakai jibab, sabar, rajin sholat dan juga tidak matre. Tapi…...

“Biarkanlah aku mengukir cita-citaku sebelum aku mengukir namamu di hatiku. walaupun bulan sirna dalam cahaya surya ku yakin sore hari kan sua lagi. Biarlah kelam hati ini untuk sementara. ” balasku. Semoga ia mengerti. Dan semoga ia juga sadar. Lalu Hpku pun ku non aktifkan. Aku yakin dengan keputusanku ini. Akupun kembali melanjutkan gambar slide yang di tugaskan oleh guru tik aku. Karena besok terakhir di kumpul.***


1 Bangsawan bugis

2 Gelar bangsawan bugis

3 Istilah orang bugis bagi orang ketika semakin besar semakin cantik atau ganteng.

4 Semakin besar semakin jelek.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar