tiket pesawat murah

tiket pesawat murah

Rabu, 20 Juni 2012

Anak anggota dewan tak naik kelas

rapat kenaikan kelas memang selalu penih debat. Kalau anak yang orangtuanya biasa biasa saja, tak ada perdebatan lama. Tapi ketika giliran yang tidak naik kelas adalah anak anggota dewan, maka lain ceritanya.

Apakah wajar, jika seorang anak yang malas masuk kelas, kelakuannya tidak sopan terhadap guru guru, selalu berbuat masalah, wajar kalau naik kelas? pelajaran tik, tak sekalipun ia masuk praktek. Dipelajaran jurusan alpanya berderet. Apakah wajar naik kelas?

Tapi, karena ia anak anggota dewan kepsek berusaha untuk meminta belas kasihan guru guru. Tapi semuanya sudah tobat dengan kelakuan anak tersebut yang sok.

Hampir saja rapat di pending sampai besok untuk menunggu pertimbangan guru. Apalagi salah seorang guru yang tak menuntaskannya tak hadir. Dan hampir 1 jam rapat dihabiskan hanya membahas kenaikan kelas anak dewan ini.

Kalau anak ini dipertahankan, ia akan semakin merajalela. Dan bahkan bisa mempengaruhi teman temannya. Dengan tidak naiknya anak ini, maka bisa diberikan contoh kepada anak anak yang lain, bahwa siapapun yang melanggar dan tak belajar dengan baik akan tidak naik kelas.

Baru selesai rapat, sang wali kelas telah mendapatkan teror dari sang anggota dewan. Marah. mengancam akan membeberkan semua kejelekan guru. Kalau guru menuntaskan siswanya dengan membeli kamus. Membeli pot. Membeli kue.

Berarti dia tidak paham. Bahwa ada yang disebut dengan portofolio. kalau guru bahasa inggris memberi tugas pada anaknya membeli kamus bahasa inggris agar anak tuntas, bukankah ada hubungannya?... Dan itupun yang dianggap mampu tuk naik kelas. Kamus itupun nantinya akan dipakai oleh siswa itu sendiri.

ini daerah pedesaan. Dimana siswa selalu mau diberi makan. Tanpa mau mencari makanan sendiri. Belum ada kesadaran penuh pada anak anak bahwa pendidikan itu sangat penting. Dan bagi siswa yang tidak punya kamus pada saat pembelajaran bisa memakainya. Sudah ada kamus gratis saja yang tersedia, tapi masih banyak juga anak yang bermasa bodoh. Tak memakai kamus itu. Hanya diam menunggu contekan.

Kalau pot. Itu tugas dari guru mulo. Pot digunakan nantinya untuk menanam bunga. Sesuai kan?

Belum juga hari kenaikan kelas, sudah bocor. Padahal seharusnya itu jadi rahasia kenaikan kelas.

Sebagai anggota dewan, apakah bijak bertindak seperti itu? Membela yang salah? Walaupun itu anak sendiri. Setidaknya itu juga jadi pembelajaran bagi anaknya. Bahwa jabatan orangtua tak menjamin bisa naik kelas.

Jabatang anggota dewan yang di jabat sekarang karena kepercayaan masyarakat. Jabatan itu hanya 5 Tahun. periode berikutnya sudah ada bayangan. Kalau orang tak akan respek lagi sma dia. Guru yang yang tak menuntaskan anaknya karena alasan yang jelas, kalaupun di mutasi karena titah sang anggota dewan tak jadi masalah. Malahan, kalau ia sampai bertindak bodoh dgn memperpanjang masalah ini, maka ia akan terhina sendiri. Karena semua orang tahu aturan. Semua orang bisa berfikir. Dan semua orang akan sadar. Siapa dia sebenarnya. karena bukan saja dia yang bisa bertindak. Guru juga bisa.

Begitulah dilema sang guru. Kalau anaknya pintar, makanya ayahnya akan bilang 'siapa dulu dong bapaknya'. Tapi kalau anaknya bodoh maka gurunya yang dikatakan tak berhasil mendidik.

Namun, tak semua anggota dewan juga seperti itu. Tak mau mencampuri otoritas guru. Kalau anaknya tak naik kelas ia terima dengan ikhlas. Tp Itu terjadi di sekolah lain. Ia tak menggunakan jabatannya sebagai anggota dewan tuk mendesak kepsek agar mengubah keputusannya.

Patut di tiru. Dan itulah cerminan kepribadiannya.