tiket pesawat murah

tiket pesawat murah

Senin, 13 Oktober 2014

Perawatan wajah

Sepulang lebaran.... aku jadi rajin melakukan perawatan wajah. Iri melihat  sepupuku lina yang nampak cantik dengan wajahnya yang  kinclong dan putih. Padahal.... dulu wajahnya biasa-biasa saja.
Saat aku masuk ke kamarnya, aku lihat bedak latulipe di meja riasnya, maskara, eye liner dan alat make up lainnya. Mungkin itu rahasianya. Namun, aku tetap bertanya. Siapa tau aku salah. Selama ini, kalau ke sekolah, palingan aku pakai krim, cilak mata plus alis, lipstik.

Dr.pure. itulah rahasianya. Krim pemutih wajah yang harganya begitu mahal banget bagiku. 150 ribu. Ada krim siang, malam, dan sabunnya.

Biasanya, aku cuma pake krim harga 15 ribu rupiah dan bedak harga 10 ribu. Tak bertahan lama. Saat siang, bedak mulai luntur oleh keringat. Makanya, wajahku tetap kusam dengan sengatan matahari tiap hari saat pergi ke sekolah naik motor.

Umur sudah 33 tahun. Sudah waktunya melakukan perawatan ekstra. Wajah semakin membutuhkan nutrisi agar bisa mempertahankan kulit wajah yang kencang. Kalau tidak.... keriput akan datang menyapa secepat kilat tanpa di sadari. Karena waktu berlalu begitu cepat.

Di bone, aku telah membeli semuanya. Krim dr.pure, eyeliner plus maskara revlon 25 ribu, pensil alis yang tahan air 15 ribu padahal biasanya beli yang seribuan serta bedak latulipe 35 ribu. Aku hanya beli isi ulangnya. Soalnya kalau pakai tempat 50 ribu.  Tawar sana sini. harganya tak berubah. Mau cantik.....mahal juga ya?

Saat pakai eye liner, selalu saja garisnya bengkok atau salah jalur.  Terpaksa di hapus lagi. Maskara pun begitu. Saat lagi menorehkan bulu mata dengan maskara, tiba-tiba mata berkedip, hitam lagi bagian bawah.
Ah..... mau cantik susah juga ternyata.
Untuk merias wajah, aku butuh beberapa menit karena harus hati-hati. Belum lagi jilbab pasmina yang harus di lilit ke depan belakang. Ribet! Tapi biarlah....

Pokoknya, aku harus cantik. Meskipun umur semakin tua aku tetap harus nampak muda.

Aku juga kadang di ledek sama ayahku, kalau aku tak ada tampang pegawai. Tak tahu berhias.
Apalagi kalau liburan ke mayoa... Aku otomatis tak memperhatikan lagi soal penampilan. Tiap hari ke kebun dengan suami walau suami melarang. Tapi aku suka. Biarpun ke sana cuma jalan-jalan dan kerjaku hanya makan bekal lalu tidur-tiduran di pondok kecil di kebun. Jika sudah capek tidur, aku mencari jambu pisang, jambu atau membuka benalu yang bertengger di pogon coklat.

Mungkin sudah waktunya aku memperhatikan penampilan. Bagaimanapun, aku seorang guru yang selalu berada di depan anak-anak. Tentunya dengan wajah yang

Sudah hampir sebulan aku memakai dr.pure. wajahkubsudah nampak putih dan berseri.
"Bedak apa kau pake na bagus mukamu?" Sudah mulai ada yang bertanya. Berarti teman-teman sudah menyadari perubahanku.
Dr.pure.... kataku.

Awalnya, mereka cuma heran dengan penampilan baruku memakai jilbab pasmina. Yang biasanya cuma pakai kudung langsung. Walaupun sebenarnya itu cuma kebetulan juga. Iparku diberi pakaian dan kudung. Namun.... kudung pasminanya diberikan ke aku. Karena ia tak tahu cara memakainya.

Semakin hari...semakin banyak yang menyadarinya. Bahkan beberapa memesan juga tuk dibelikan di bone.

Di facebook, tak lupa aku promosikan. Bukan cari untung. Karena harga yamg kutawarkan juga 150 ribu. Cari pahala lah untuk sementara waktu. Sekalian membantu yus menjualkan barangnya. Sepupu yang lagi bersusah payah bangkit dari keterpurukan kehidupannya. Berusaha membiayai kedua putrinya yang masih kecil karena suaminya tak kerja.

Kuupload fotonya dengan status... " pake dr.pure.. wajah anda akan putih berseri. Kalau tak putih...  anda harus ikhlas... karena itulah warna kulit asli anda.
Tp... jangan khaeatir... putih tak selamanya cantik. Panu juga putih. Tapi kalian tak mau panuan kannn?
Setidaknya... pake dr.pure... akan membuat wajah anda bersih dan berseri.

Bu ida komen membaca statusku.
" mantap promosinya." Iya juga salah satu korbanku.
"Bagaimana? Sudah ada perubahan?" Tanyaku.
"Kan baru dua hari. Kd belum ada perubahan."
"Kalau ndak ada perubahan, berarti harus ganti wajah. Eh...maksudanya ganti produk." Candaku.

Di bbm, tak lupa juga q upload di grup.

"Pake dr. Pure... wajah anda akan cantik dan putih berseri."
"Betuljikah na kasi cantik orang?"
Aku bingung jawabnya. Soalnya bu ina ini kulitnya hitam. Aku juga tak jamin, kalau kulitnya yang hitam bisa putih.
"Kalau kita pake dan cantik, alhamdulillah. Tapi jika ternyata tak berubah.... astagfirullah...."
Balasku. Aku ketawa sendiri membaca komenku sendiri. Entah kenapa kata-kata itu bisa muncul dipikiranku. Setidaknya, biarpun bercanda, itu sudah mewakili promosi yang dikeluarkan oleh dr.pure itu sendiri. Bahwa hasil bisa berbeda dari setiap orang.
" ha ha ha....Ndak jadi deh kalau begitu. Nanti kecewa ka."

"Masi ada dr.pure?" Tanya b.ira. korban ke 6. "Masih ada satu." "Bisa bayar bylan depan? Kalau pembagian shu?"
"Bisa."
Kebetulan pas ada satu. Soalx yus kirim dua. Padahal yang pesan cuma satu.

"Semakin pd setelah paksi dr.pure." komenku pada fotonya yang baru saja di poskan di fb.
"Bagaimana bu ira? Sudah ada perubahan? Kalau belum ada perubahan... berarti di tunda dulu sampai harganya lunas. Ha ha ha."
Candaku.
Bu mel yang membaca statusku komennya hanya   "Ha ha ha".

Bu ira memang sangat rajin upload foto. Lagi di rumah sakit, tak lupa jepret sana sini. Di kantor sambil kerja.... jepret lagi.
Komenku.... "terbukti...sejak pakai dr.pure... semakin pd."

"Apa kita pake? Putih sekali mukata  baru haluss di liat." Nampaknya ada calon korban lagi nu. Kata hatiku.calon orang cantik. Bu gus.
Sekian lama, ternyata ia baru menyadari.
"Dr.pure. mau?" Tawarku langsung." Berapa?" 150 rb. " mahalnya?"
Kalau bu gus, yang suaminya juga pegawai dan sama-sama sertifukasi bilang mahallll  apalagi aku? He he he
"Bisaka d byr pake shu?"
"Ok."

Laku lagi!

Aku jadi benar-benar pd dengan wajahku kini. Ternyata, dengan perawatan yang baik, wajah jelek pun bisa berubah jadi cantik. Putihdan berseri.

Apalagi saat aku pakai jilbab hitam. "Putihnya...." tegur bu melda. Warna yang kontras membuat wajahku benar-benar jelas erlihat putihnya.
Aku lu foto selfi dan q jadikan foto profil bbm.
"Tambah cantik aja.... pasti karena dr.pure." komen bu syam.
He he he... balasku.
"Putih betulka kalau pake de.pure?"
"Ada yang pake....berubah. ada juga yang pake biasa-biasa saja." Kataku jujur.
"Tergantung wajah kayaknya."
"He..he..he.."
"Sudah banyak mi yang laku?"
Lumayan. Sudah 9."
"Alhamdulillah..."
"Iya. banyakmi laku tapi habismi uangnya kubelanja."

Aku mimpi, kalau yus nelfon. Minta uang bedaknya. Tak lama... hp ku berbunyi. "Yus...."
Aduh. Ssebemarnya sudah ada yang bayar 3. Tapi tak sepeserpun yang tersisa. Semuanya kubelanja.
"Mungkin minggu depan na bayarka temanku. Karena minggu depan mau rapat koperasi. Ada nanti mau ma terima temanku shu (sisa hasil usaha) nya." Termasuk aku. Nanti yang sudah kubelanja akan kuganti dengan shu ku juga yang mungkin sekitar 400 ribu.
"Iya. Ndak papaji. " katanya d ujung telfon.

Itulah keuntungan keduaku. Biarpun tak mengambil untung, tapi aku bisa pake dulu uangnya.

Kamis, 09 Oktober 2014

Masa lalu

Ulu hatiku mules saat perjalanan ke sekolah. Tadi pagi memang tak sempat makan.
Kuambil  satu kue lebaran yang tergantung di motor dalam kantongan plastik merah lalu ku makan. Sengaja kubawa tuk teman-teman di sekolah. Sisa kue lebaran.
Tak juga mereda. Nampaknya lambungku minta makanan berat.

Oh iya...ini hari kan jumat. pasar wonorejo. Aku bisa singgah beli buras di sana.

Ada dua pasar yang selalu kulewati. Pasar wonorejo dan pasar kawarasan. Wonorejo pasarnya tiap senin dan jumat. Sedangkan kawarasan selain senin dan jumat. Namun untuk pasar ramainya hari kamis dan minggu.

Penjual buras itu mangkalnya di pinggir jalan. Jadi aku tak perlu masuk ke dalam pasar.
"Buras 3 bu." Sambil menyodorkan uang 3 ribuan. Saat aku sudah berada di penjual buras.
Penjualnya lagi sibuk melayani pembeli. Ada yang beli nasi kuning, cendol, dll. Akupun berinisiatif mengambil sendiri kantongan dan mengambil 3 buah buras. Sudah jadi langganan. Jadi sudah tak sungkan lagi ambil sendiri. Itung-itung membantu penjualnya. Suaminya ada di samping membantu. Namun tetap saja istrinya kewalahan. Karena yang meracik makanannya hanya si ibu. Suaminya palingan mengantarkan pesanan ke para penjual di pasar.
"Sambalnya bu...." kulihat sambal teri di depanku. "bisa beli sambal terinya bu...." sambal teri menggodaku. Akhir-akhir ini nafsu makan menurun akibat maag. Biasanya, kalau sambal, aku makannya jadi berselera.
"Ndak bisa. Itu untuk sokko" Sambil menunjukkan  nasi ketan sebagai pasangannya.

Tapi saat  ia mengambilkan sambal tomat tuk buras iapun memberiku terinya sebagai bonus.... lumayan....

"Beli nasi kuning, bu..."
Tak sengaja aku menoleh ke samping kiri saat mendengar seseorang mau beli nasi kuning. Sesorang yang aku kenal dengan seorang bocah berumur sekitar 3 tahun di sampingnya.
"Hei......." sapaku dengan ramah berusaha santai. Padahal biasanya aku tak mempedulikannya. Pura-pura tak lihat. Tapi aku ingin memperbaiki segalanya. Kami semua sudah berkeluarga. Ia bahkan telah punya anak. Dan ia pun tak pernah lagi mengganggu kehidupanku.
"He....." jawabnya juga dengan senyum kaget.
Dia mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan. Memang sih masih suasana lebaran idul adha. salam-salaman. Saling meminta maaf.  Tapi aku hanya membalas dengan senyuman. Ia menarik kembali tangannya dengan perasaan malu.  Aku merasa tak perlu. Berapakalipun berjabat tangan kalau hati tak ikhlas tetap saja tak ada gunanya. Bagiku, Yang penting hatiku tak lagi membencinya.
Aku tak mau menyentuh tangannya. Jangan sampai ia teringat lagi masa lalunya. Dan akhirnya menggangguku lagi. Melihatku dan bersikap ramah padanya, pasti ia sudah senang.... apalagi kalau menyentuh tanganku?
Aku bukannya sok alim. Aku hanya tak ingin membuka lembaran lama. Dengan menolak uluran tangannya, ia sadar, kalau aku tak ingin ia hadir lagi dalam kehidupanku. Agar aku tenang. Bagaimanapun, saat melihat dia, kenangan masa lalu pasti akan terungkit dari memoriku tanpa bisa kucegah. Hasrat hati, kenangan tentangnya ingin kuhapus dari ingatanku. Mungkin suatu saat. Akan terhapus sendiri oleh waktu.

"Siapa namamu?" Tanyaku pada anak kecil di sampingnya biar suasananya jadi santai. " Aku jadi cemburu. Dia sudah punya anak lelaki yang lucu, sedang aku belum. padahal aku menikah lebih dulu dari dia.
Anak itu tak menjawab. Malah menjauh seperti ketakutan. Bapaknya cuma tersenyum melihat tingkah anaknya yang bermuka masam melihatku. " ditanyaki nak...siapa namata?" Bapaknya menunduk dan merayu anaknya dengan lembut agar ia mau menjawab pertanyaanku. Mungkin caraku terlalu kasar... he...he..he....
Anak itu tetap diam.
Wajahku serem kali....
Dia ndak tau saja. Kalau tante yang ada di hadapannya adalah wanita tercantik di hati ayahnya. Dulu! Cuma di hati. Tidak di dunia nyata. He he he.
"Aku pergi dulu ya...." pamitku. Soalnya sudah siang. Aku akan ke malili tuk ikut mgmp.

dia... ya! Dia...yang pernah q campakkan begitu saja.... setelah kumerasa.... kalau ia hanya menjadikanq atm berjalannya....

Sebenarx, ini berawal dari cinta monyet.... sejak sma, ia selalu mengejar-ngejarku. Tapi aq tak pernah menggubrisnya. Aku hanys menganggapnya teman dekat. Tapi aku tak pernah mengakuinya sebagai pacar. Walau semua orang menganggapnya begitu. Karena aku akrab dengannya sejak sd. Sering pergi bersama. Aku bahkan sering ke kosannya. Aku senang aja ketemu dengan dia. 
Waktu sd kelas lima, aku memang sudah dekat dengannya. Dan aku suka padanya. Karena dia pintar. Sedang aku, otak pas-pasan. Sampai smp aku masih menyukainya. Namun, jarak yang memisahkan aku dan dia, aku terlupa dengan keberadaannya di hatiku. Dan berpaling pada yang lainnya.

Aku tak bermaksud mempermainkannya. Hanya saja... aku tak yakin. Kalau ia nantinya akan jadi pendamping hidupku selamanya. Karena bsgaimanapun, aku tahu bagaimana keinginan orangtuaku.

Bukan harta kekayaan yang ia inginkan. Yang penting rajin sholat. Anaknya baik.
.

Kalau dia.... tak perlu dipertanyakan. Hanya sekali seminggu. Pas sholat jumat. Apalgi teman bergaulnya non muslim.

Tamat kuliah....entah apa yang merasuki hatiku, sampai aku menerimanya....

Dengan ngajar kursus, otomotais aku bisa mendapatkan penghasilan sendiri.

Ia....
hanya tamatan sma dan kerjanya ke sana kemari tanpa kerja dan hanya numpang di rumah tante.

Ia pernah kuliah jurusan hukum di unhas.... namun karena masalah biaya ia berhenti di semester 4. Sangat di sayangkan.

Tak kerja dan mulut harus berasap... akhirnya..... ia selalu pinjam uang.... pinjam dan pinjam lagi....

Awalnya aku santai saja.... aku kasian....

Tapi.....entah kenapa, suatu hari seorang teman menyadarkanku.
"Kenapa sih kamu suka sama dia.... padahal dia itu palingan hanya menguras uangmu saja..."

Aku senyum2 saja....

Sepulang dari sana.... aku jadi mikir.... dan mikir....

Aku evaluasi kembali tingkah lakunya.
Aku sudah melarangnya merokok, tapi ia tak berhenti juga. Sku suruh ia sholat tapi masih juga seminggu sekali. Selama ini, ia selalu pinjam dan pinjam. Tapi tak ernah di kembalikan. Kalau ia memang cinta, harusnya ia bisa berubah.

Harusnya, ia malu tuk pinjam uang Harusnya, ia membuktikan, bahwa ia bisa diandalkan. Cari kerja atau apalah.

Tiba-tiba saja, muncul rasa benci. Q tulis semua panjang lebar tentang alasan kenapa hubungan itu harus di akhiri. Tapi....sudahlah....kayaknya tak perlu penjelasan panjang lebar.

Sejak itu, aku tak pernah lagi mau menemuinya. Aku memutuskan secara sepihak. Ia sms, telfon, bahkan kirim salam sama siapapun yg dekat denganku. Aku abaikan. Ganti nomor berkali2 tapi tetap saja ia bisa mendapatkannya. Semakin ia menggangguku semakin aku membencinya. Aku ingin lepas dari bayang-bayangnya. Aku ingin dia melupakanku. Aku memberinya sumpah serapah, ia hanya tertawa di telfon.
Aku heran. Bagaimanakah caranya agar ia paham bahwa aku tak mau berhubungan dengan dia lagi?
Aku tak ingin lagi di ganggu.
Malah, ia pernah meminta temannya menemui tanteku bermaksud untuk melamar.
Ya Allahhh...... aku benar-benar meradang.

Sampai aku sudah menikahpun ia pernah telfon. Bahkan sampai ia sudah menikah. Aku abaikan.
Aku benar-benar merasa terganggu dan jengkel dengan ulahnya. Kenapa sih dia tak melupakanku saja?

Sekarang, kehidupannya sudah mapan. Dengan sebuah mobil terpakir di depan rumahx. Aku tak pernah mau tau. Apakah itu mobilnya atau mobil mertuanya. Karena ia tinggal dengan mertua. Ia bisa berbangga. Bahwa ia sekarang mapan walau tak bersamaku.

Aku naiki motorku. Di ujung sana Dia naik mobil.
Lewat di samping ku sambil betkata "kau tak pernah dewasa di...."
"Apa?" Aku tak mendengar jelas karena suara bising motor dan mobil yang lalu lalang.
"Kau tak pernah dewasa....." ulangnya lagi sambil berlalu meninggalkanku. Akupun menstater motorku dan berfikir....
Apakah maksudnya aku awet muda? Sehingga wajahku tetap baby face?
Ah....bukan. pasti bukan itu maksudnya.
Mungkin karna aku tak mau menerima jabat tangannya. Sehingga ia mengira aku masih membencinya. Senyum dan keramahanku cuma basi basi. Biar sajalah.
Biar ia hilang dalam kehidupanku. Dan ia hidup dengan dunianya. Untungnya, walau sekampung kami jarang ketemu. Sejak aku menikah saja, kayaknya baru dua kali ketemu.

Dia naik mobil sedang aku naik motor... "menyesalkah kamu meninggalkannya?" Tanya hatiku.
"Aku..... aku tak pernah menyesal tak memilihnya. walaupun ia sudah mapan, karena kutahu.... aku tetap beruntung dengan hidupku yg sekarang. Aku malah bersyukur meninggalkannya. Karena aku tak yakin. Ia akan sesabar suamiku, menghadapi ayahku yang otoriter. Akan serajin suamiku pergi ke masjid. Seulet suamiku pergi ke kebun. Tak ada yang benci suamiku. Orang lain saja selalu memujinya.... menyukai perilakunya. lebih lebih aku sebagai istrinya. Sunguh bangga "

Soal kemapanan? Dia tak lebih baik dari aku. Aku juga mapan dengan kehidupanku yg sekarang. Biarpun suamiku seorang petani seperti dirinya, tapi Aku seorang pegawai. Mertuanya punya mobil, ayahku juga punya. Malah dalam pandangan orang-orang kampungku, aku adalah orang kaya. Dengan rumah bertingkat dua dan besar.
Hanya dengan bermobil, dia tak bisa menjatuhkanku begitu saja.
Aku..... seandainya mau punya mobil sendiri, aku juga bisa beli. Hanya.... jangan dulu.... sabar.... belum waktunya. Lebih baik beli kebun coklat. Nanti hasilnya baru dibelikan mobil. 

Bukannya aku tak dewasa.... aku menjaga jarak. Jangan sampai ada fitnah. Aku tak ingin masa lalu menggaku  kehidupanq. Krena aku sudah bahagia dengan kehidupanku yg sekarng. Dengan suamiku. Begitupun, aku tak ingin istrinya cemburu. Bagaimanapun, seorang istri akan cemburu jika mendengar tentang mantan pacar suaminya. Biarpun itu hanya sekedar ketemu. Apalagi kalau aku memberinya kesempatan tuk akrab, dia padti minta nomor telfon, saling smsan...,walau murni sekedar teman... tapi tak bisa dibiarkan.semua itu harus dihindari.

Jiwa wanita sangat sensitif. Semua itu harus kujaga. Begitupun dengan suamiku. Aku harus jaga perasaannya.

Aku....sangat jarang menyembunyikan sesuatu pada suamiku. Aku suka bercerita. Tapi.... jika tentang mantan....aku jarang cerita. Biasanya ia tahu sendiri dari seseorang. Namun kalau yang ini, ia tak akan tahu kalau aku tak cerita. Karena saat pengantin baru, ia selalu sms dan telfon. Padahal aku sudah punya suami. Mungkin dikiranya aku menyesal dengan pernikahanku yang dijodohkan. Padahal ia tak tahu. Aku menerima lamaran suamiku demi terhindar dari dirinya. Karena aku sudah muak dengan terornya.

Tapi..... kalau aku ketemu seperti kemarin.... kadang mau cerita. Tapi aku pernah baca, kalau pasangan kita tak suka jika diceritakan tentang masa lalu. Walaupun sebenarnya niat kita hanya ingin jujur dan tak ada maksud apa2.

Benar  kata inul daratista
Masa lalu biarlah masa lalu
Jangan kau ungkit jangan ingatkan aku
Masa lalu biarlah masa lalu....
Sungguh hatiku tetap cemburu.

Rabu, 01 Oktober 2014

Sppd

Pak ven akan ke makassar bersama b.dar dan bu lin untuk pelatihan 2013. Wah.....pelatihannya pasti seminggu. Aku harus bergerak cepat. Aku harus minta uang sppd sama pak sev. Yg bemdahara bos. (Bu ros adalah bemdahara gratis. Tempat pencairan sppd. Namun danax belum cair, sehingga diambilkan dulu dari dana bos. Nanti setelah dana gratis cair, maka akan di gantikan uangnya).

Orang-orang lagi sibuk buat kelengkapan ke makassar, aku ikut-ikutan sibuk sendiri. Hari rabu aku mgmp di malili. Mereka harus berangkat hari minggu. Besok.

"Mintaka sppd pak Sev." Mintaku padanya. "Masi' lama. Seminggu lagi. Mada sudah minta sppd sekarang?" Tolaknya.

Kecewa. Ia selalu membuatku kecewa dan malu.

Dua minggu yang lalu, saat aku mau pergi mgmp dan minta uang sppd, ia juga menolak dengan muka mengkerut. "Mintako sama bapak." "Kitami yang tanya pak?" Aku segan kalau mau ke kepsek tuk minta sppd. "Tanya sendiri to.... kan kamu yang perlu." Dongkol.

Karena waktu itu ia tak kasi, akhirnya aku pun pergi tanpa uang sppd. Kalau harus ke kepsek minta sppd mendingan pakai uang sendiri.
"Uhhh!" Kesal!

Tapi akhirnya ia beritahu juga kepsekbhari itu. Namun sayang.... kembali kecewa. "Adaji katanya nanti dari dinas itu uangnya." Kata pak sev. Sambil mengulurkan surat sppd tanpa uang tunai. "Bawami saja dulu ini, nanti di cairkan kalau tidak ada dari dinas."

Sewa mobil malili tarengge 20 ribu. Pp 20 ribu. Sewa ojek ke sekolah tempat mgmp, sekitar 5 rb, 10 rb pp. Pas 50 ribu. Biasanya kalau dari dinas palingan cuma 50 ribu saja perhari. Pernah suatu hari ke sma 2, yang aku tak tahu keberadaannya akhirnya terlewat. Sewa ojeknya 10 ribu. Untungnya pas mau ke jalan nesar banyak teman bisa jadi tempat nebeng.

Mendingan dinas tidak usah kasih uang jalan daripada sppd hilang. Mendingan sppd yang 150 ribu sekali jalan. Bisa beli oleh-oleh roti kens bakery. He..he..he...

Sppd....sppd.....
Kalau orang biasanya di bilangin mata duitan....kalau aku mata sppd.
"Pergika dulu sppd, na..."kataku spontan pada teman-teman di ruang guru sambil melambai-lambaikan kertas sppdku. Tentu saja teman-teman menyambutnya dengan tawabyang riuh di pagi hari. Tertawa berarti bahagia. Jika bahagia, mengajarpun akan penuh senyum, dan anak-anak akan semangat belajar.

Itulah sekolahku. Selalu di penuhi dengan tawa. Tak kenal pagi, siang ataupun siang bolong. Selalubsaja ada yang berhasil membuat gigi kering kerontang. He..he...he....

Kecewa dengan penolknbpak ven, akupun ke ruang bu tri. "Titip sppdku na. Hari rabupi ku ambilki. Kataku lesu.

"Sppd apa itu?" Tanyanya.
"Mau ke malili hari rabu na ndak mau na kasika uang pak ven." Jengkel.
"Mauka juga minta. Mau ke malili hari senin."ia buri-buru keluar keruangan pak ven. Tak lama ia kembali dengan surat sppd dan uang di tangan.
"Kesanami cepat." Aku kira pak ven yang manggil. Dwngan semangat 45 aku menemuinya yang lagi memberikan uang ke bu dar sppd ke makassar.
"Saya juga pak ven."
"Ndak bisa. Ka masih lama. Masa masih satu minggu sudah mau minta sppd." Dengan muka cemberut ke arah bu dar.
"Kan ndak adaki pak nanti kalau hari rabu. Masi d makassarki." Aduh.... kok susah amat sih.....
"Tanya bapak." Tanya bapak lagi..... huh! Tak mungkin.
"Tidak ke manaji itu uangnya kalau ada."
Katanya lagi. Ia...memang tak kemana. Tapi kan.....aku mau pake ongkos ke malili.

Besok aku ke malili lagi. D sman 1 malili. Terpaksa pinjam uang ayahku dulu yang dititip di rekeningku.
Ambilnya mudah....tapi masukkan direkening yang susah. Harus antrian lama. Apalagi kalau mau nabung 150 ribu saj? Malu!

Perut mules. Pas tangga 1 oktober bulan datang menyapaku. Pas lagi mau mgmp. Aduh..... rasa malas di tambah perut yang berdenyut-denyut membuatku tak bisa bangun.
Jendela yang tak terbuka menjadikan kamarku masih gelap. Pasti suamimu sengaja tak membukanya. Ia tahu aku haid dan tak mau mengganggu tidurku. Kalau aku haid, aku sakit.

Bisakah aku pergi mgmp dengan kondisi yang lesu?

Kupaksakan diriku bangun. Di depan tv, suamiku lagi asyik minum teh dengan biskuit gabing.

Suamiku begitu pengertian. Saat aku lg sakit, ia tak akan merepotkanku. Akan menyeduh sendiri tehnya dengan dispenser.

Kubuat seduhan kunyit dalam segelas air. Obat alami yang kuminum tuk menyembuhkan nyeri dadaku karena maag. Sekaligus tuk meredakan nyeri haidku.

Sudah jam 7. Aku belum mandi dan siap-siap. Nyeri perutku juga belum reda. Kuingat paracetamol yang ada di tasku. Sakitku akan kubantai dengan paracetamol saja.

Ke sekolah nggak ya ambil sppdku  yang kusimpan di laci? Kalau ke sekolah....aku bisa kedapatn kepsek. Kalau tidak....uang sppd nya nanti ndak cair.

Akhirnya dengan berharapa kepsek tidak ada, kubelokkan motorku le arah sekolah.

Helm hijau itu ada. Mtr kepsek yang selalu terpakir depan kantor dengan helmnya yang sudah sangat aku kenal.

Semoga saja ia tak melihatku. Harapku lagi. Saat motorku melewati pagar menuju parkiran.

Hanya membuka helm, jaket tetap terpasang, segera ku berjalan ke ruang guru bersamaan kulihat kepsek ke arah yang sama. Gawat!
"Kenapa terlambat lagi. Na belum ada anaknya...." menegurku saat di depan pintubruang guru.
"Sakit perutku pak....." cepat-cepat ke arah mejaku mencari sppd. Entah d mana kusimpan kemarin saat kuambil di bi tri.

"Sudah lewatmi 1 jam pelajaran ini. Terlambat sekaliki bu." Aku cuma melihat ke arahnya dengan muka di salah salahkan.
"Ketemu."
Tanpa pamit, aku ngeloyor pergi meninggalkan ruang guru lari-lari kecil dan menghilang dengan spin merahku. Entah apa yang ada dalam pukirannya. Sudah terlambat, eh pergi lagi! Ah! Nanti dia juga kan tau sendiri. Lagian....kalau aku tak pergi, kan kepsek juga yang jadi sasaran. Akan di tegur oleh dinas. Seperti minggu lalu. Pak yadi guru biologi tak datang mgmp. Dan kepsek pun di telfon.
Harusnya syukur punya anak buah kayak saya. Rajin pergu mgmp.  Walau cuma nyetor muka di sana. Tandatangan, makan, bergosip....pulang deh. Tak pernah bawa perlengkapan tempur. Laptop ataupun fd. Baru hari ini aku bawa. Itupun diingatkan oleh suami. Pelupa. Itulah aku.

Sampai di tarengge, untungnya ada mobil yang langsung mau berangkat. Kalau sudah jam 8 lewat, biasanya mobil sudah jarang yang lalu lalang.kadang harus menunggu 10 atau 20 menit baru ada mobil lagi. Untung kalau tidak penuh. Sedang aku lagi buru-buru. Pasti pembahasan rppnya sudah di mulai. Berharap hari ini tak terlambat lagi. Agar aku tak selalu menjadi
Guru teladan alisa guru Terlambat datang. He he he.