tiket pesawat murah

tiket pesawat murah

Sabtu, 17 Maret 2012

Alternatif 3

Jam setengah enam, giliranku masuk. Akupun mengungkapkan keluhanku. Asma kalau malam dan bersin bersin kalau pagi. Paha terasa pegel pegel sampai lutut.

Aku disuruh baring dan perutku diperiksa. menurutnya, aku terkena infeksi rahim. Setelah itu aku duduk didepannya di periksa bagian dada atas untuk asmanya. Ramuan asmanya aku di suruh memasak daun kemangi dan daun sirih dan airnya di minum. Kemudian suamiku lagi yang diperiksa perutnya. dari diagnosanya suamiku mani encer.

Selama ini, aku memang berobat dokter dan alternatif. Pernah ke seorang perempuan yang katanya sudah banyak yang berhasil memiliki anak setelah bertahun tahun tidak hamil hamil. untuk mani encer pendaftarannya 300rb. Dan setiap hari kamis ke sana hanya mengambil air 2 botol aqua tuk aku dan suami. Tak pernah sedikitpun di urut atau di sentuh. Suamiku malah tak pernah datang. 1 botol aqua di bayar 50 rb. Jadi sekali ke sana 100 ribu. Tapi 3 bulan, aku belum juga hamil hamil. Akhirnya aku berenti. Karena tak ada modal.

Kalau ke dokter, aku sudah diperiksa dan di usg tapi tak bermasalah. Dan diberikan penyubul profertil. Tapi aku tetap haid dan tak pergi lagi kontrol. Sia sia saja kalau aku kontrol kalau suami ternyata yang bermasalah. Dan suamiku diberikan rujukan untuk analisis sperma di prodia palopo. Tapi ia merasa enggan. Aku juga tak bisa memaksanya.

aku hanya katakan saja ustad. Soalnya kalau dukun konotasinya gimanaaaa gitu. Kalau dokter kan tidak mungkin juga. Sinse??? nggak taulah.

Setelah suamiku diperiksa akupun dituliskan resep herbal.
Akar sarafin 100g. Spien safron 100g. Akar kolesom 10g. Sarang walet 1 botol. Jamur brahma 0,5 ons. Akar patimah 5 batang.

Mau beli di mana coba? Apotik di sini saja tidak terlalu lengkap. Mana di suru beli di sinse lagi. Sinse saja tidak tahu bagaimana itu. Di makassar ada. Tapi menurutnya pasti sangat mahal. Diapun memberikan perbandingan. 5 rb rupiah kalau di jawa sudah bisa makan dengan lauk paha ayam, es teh manis dan sayurnya. Di sini, hanya makanan seporsi dengan ikan kecil 20 rb.

Dari resep yang dia tulis ada sarang waletnya, aku sudah bisa tebak kalau harga resepnya itu pasti mahal. Dan benar saja. Katanya kalau yang kualitas bagus 1,1 juta dan dipaketkan langsung dari jawa. Tapi kalau mau beli sendiri boleh.

Kalau ada kualitas nomor satu, pasti ada yang kualitas nomor dua. Tapi aku sudah tak berminat menanyakannya. Bukannya aku tak percaya. Tapi uang di saku hanya seberapa. Tidak cukup 50 rb. Itupun aku datang berobat karena konsultasinya gratis.

temanku yang sudah sekitar 10 tahun menikah, juga belum punya momongan. Biarlah dia dulu yang diobati. Kalau memang berhasil, aku tinggal beli resepnya. Dia juga keluhannya sama. Mani encer. Suaminya yang bermasalah.

Aku, biarlah kembali ke saran teman. Minum madu denga kuning telur bebek ditambah merica 3 biji ditumbuk. Tapi sekarang tinggal beli merica bubuk aja.

Sudah sekitar 2 tahun berlalu. Tapi tak ada teman yang berhasil dengan dukun itu. Padahl sudh beli obat jutaan.

Pengobatan alterntf 2

Kembali lagi di penjual pecel. wanita itu dengan penjual pecel bercerita tentang seorang wanita yang juga ikut berobat. Sudah lama sakit dan tinggal di rumah tetapi bukannya putih malah semakin hitam kayak monyet. Katanya ada sesuatu yang keluar entah dari mana awalnya hanya kecil. Tapi lama kelamaan setelah terkena angin menjadi besar seperti botol aqua, berambut dan ada taring. katanya sih mau dijadikan tumbal makanya seperti itu. Sedangkan ibu wanita itu pernah kena stroke dan sampai sekarang masih sakit walaupun sudah bisa sedikit jalan. Pernah masuk rumah sakit, tapi tak ada masalah asam urat, kolesterol, dll. Makanya keluarganya heran. itulah mengapa mereka berubah ke pengobatan alternatif karena dokter tak menemukan penyakitnya.

Mendengar ceritanya, akupun tertarik dan ikut. Sudah dua tahun aku belum punya anak. kalau sakit aku banyak. Sakit pinggang, asma, dll.

sesampai di rumah yang dituju, sudah ada beberapa orang menunggu. ustdanya belum datang. Tapi tak berapa lama, sebuah mobil avanza masuk ke pekarangan.

Beberapa orang yang datang berobat beberapa diantaranya untuk mendapatkan anak. Bukan 3 tahun. 4 tahun. Tapi 10, 11, 20 tahun. Mudah mudahan aku tak seperti mereka. Tapi ternyata berobat untuk mendapatkan anak harus membwa suami. Baru jam 11. Aku urutan 29. yang masuk baru urutan ke dua. berartti aku masih lama. sektar 15 menit 1 kali masuk. Mendingan aku pulang intirahat dulu dan membawa suamiku nanti ke sini. Sempat makan dan tidur siang, akupun kembali lagi ke margolembo jam 2. Sesampainya di sana, ya...... Baru nomor urut 17. Bisa bisa sampai malam ini. Sempat sih tadi malas lagi datang. Tapi, siapa tahu aku cocok dengan pengobatannya dan menyia nyiakan kesempatan ini.

Jumat, 16 Maret 2012

Pengobatan Alterntif 1

hari ini aku mengawas hanya jam pertama jadi pulangnya cepat. lewat margolembo banyak warung di sisi lorong. sebenarnya nggak terlalu lapar tapi kepingin aja makan longtong pecel. Biasanya kaman di kantin sekolah. Berhubung lagi ujian sekolah jadinya kantinnya nggak jual pecel. Hanya nasi kuning dan bakso.

Aku singgah di salah satu warung di pinggir jalan yang di sampingnya ada lorong. Kemarin aku singgah di warung satunya dan nggak berniat ke sana lagi. Soalnya bau pupuk kandang membuat selera makanku nggak enak. Bau pupuk kandang itu berasal dari taman kantor desa yang baru ditanami ubi jalar.

ternyata penjualnya berubah jadi wanita seumurunku. Dulu penjualnya nenek nenek yang judes. sudah lama sekali aku tak singgah makan di sini. Entah ke mana nenek itu. salah seorang wanita yang lagi makan longtong pecel bertanya ke penjualnya apakah nenek yang ada di rumah samping warung itu sudah mati? Ternyata tidak. Ada di dalam rumah.

Wanita itu nampaknya mengenalku dari cara memandangnya dan pertanyaannya. Dari mana? Kok jauh amat ke tomoni?
oooooo dia ternyata penjual langsat yang pernah singgah di rumahku beberapa hari yang lalu. Dia lagi hamil besar. Padahal waktu menjual langsat aku tak melihatnya lagi hamil.

karena di tanya tanya, akupun ikutan bertanya.... Dari mana? Mau ke mana? Untuk apa?

Ternyata tinggal di desa sebelah desaku dan lagi mengantar ibunya berobat? iseng aja bertanya tanya.

Ustad itu sudah satu minggu mengadakan pengobatan di pesantren, di desanya. Walaupun dekat, info itu tak sampai di kampungku. Mungkin karena antara kampungku dan kampungnya terputus dengan sawah sawah yang terhampar luas, kemudian diantarai sungai kalaena lalu perkebunan kakao yang telah banyak berganti dengan jagung karena kakaonya telah mati sehingga gosipnya juga terputus.

Senin, 12 Maret 2012

Bahaya naik motor tanpa jaket

di usia 30 tahun, teman temanku masih nampak segar bugar. tanpa penyakit asma, alergi, dll.

Dulu, aku merasa sangat beruntung. Karena memiliki fisik yang sehat. Sejak kecil aku Jarang sakit. Kalaupun sakit, palingan gatal gatal, kudis, kurap, dll. Itupun karena aku malas mandi. Flu, juga penyakit andalanku.

Sejak 4 tahun mengajar di sma, kesehatanku mulai terganggu. Awalnya aku merasakan panas bagian punggungku, sehingga tak bisa tidur jika jendela tak ku buka. Lama kelamaan, aku batuk berkepanjangan. Paling parah kalau tengah malam disertai dengan sesak. Untungnya kalau pagi mereda sehingga aku tetap bisa ke sekolah. Berbagai obat batuk ke minum tapi tak sembuh juga. Akhirnya aku ke rumah sakit masamba. Alhamdulillah ada perubahan. Katanya sih aku alergi dingin. Tp berselang sebulan, batukku kambuh lagi dan lagi dengan dokter yang berbeda beda.
Akupun pindah pengobatan alami. Tp sama juga. Kalau tak minum jamu, kambuh lagi

Itulah kalau sejak muda tak menjaga kesehatan. Tiap hari aku pulang pergi ke sekolah hanya pakai baju dinas. Tanpa jaket. Membuat kekebalan tubuhku menurun. Yang membuatku terserang bronkhitis. Padahal aku sudah selalu diperingatkan sama teman, bahaya naik kendaraan tanpa memakai jaket. Bisa kena paru paru basah.

Lebih baik mencegah daripada mengobati.