tiket pesawat murah

tiket pesawat murah

Senin, 12 Desember 2011

Istri ke dua

adakah yang mau di madu?? Atau ada yang mau jadi istri kedua???

Entah apa yang ada di fikiran an, sehingga ia mau jadi istri kedua. Apakah karena di usianya yang ke 31 hanya laki laki yang beristri yang mau menikahinya???? ataukah sang laki laki itu kasihan akan nasib an, yang hidup di rantau orang
ya.... Mungkin itulah yang terbersit di hatinya, ingin menyelamatkan wanita, ingin mengayomi, melindungi dengan cara menikahinya. Ataukah memang cinta tumbuh pada pandangan pertama ataukah tak puas dengan istri pertama? Tanpa berfikir, betapa sakit hati istrinya yang seharusnya berbahagia dengan kehadiran sang buah hati dengan perjuangan hidup dan mati dan melahirkan.

Sang istri bagai mendapat pukulan telak saat sang suami mengutarakan niatnya yang ingin menikahi an. Ternyata gosip yang selama ini yang dia dengar benar adanya.

Mau di apa. telinganya juga sudah panas mendengar gosip tentang affair suaminya itu yang selalu ke rumah kos kosan bu an. Ia takut, daripada suaminya berbuat dosa, lebih baik ia menghalalkan suaminya menikah lagi, walaupun itu sangat sangat menyakitkan. Entah bagaimana ia akan menjalani hidupnya nanti. Ia hanya berdoa, semoga segala cobaan yang ditimpakan padanya mampu dilaluinya. ia hanya tak pernah menyangka. Kalau wanita yang selama ini ia anggap sahabt, begitu tega menikamnya dari belakang.
ya..... Itulah takdir. Apakah ia memang ditakdirkan jadi istri kedua? Atau takdir itu adalah pilihan??

sebagai guru yang sudah masuk data base, tentu saja hal ini akan menghambat karirnya. Karena pns tidak boleh jadi istri kedua. Tapi siapa tau suatu saat aturan itu akan berubah. tapi diperaturan itu mengatakan kalau psn boleh beristri dua atas isin kepala dinas. Bagaimana menurut teman teman pembaca???? Setujukah dengan aturan itu? Sepertinya, kepala dinasnya juga pingin kawin lagi nihhhh......oh iya. Jadi, kalau kepala dinas pingin kawin lagi, tak perlu isin sama sekali ya....... Kan dia yang bosnya. He......3x.

Sekarang an sudah hamil 9 bulan. Sudah tidak bisa ke sekolah lagi. Menurut teman teman, sudah sering katanya keluar darah sedikit sedikit. keadaannya juga memprihatinkan. Karena dalam kondisi seperti itu hanya sendiri di kOsan. Suaminya datang kalau hanya malam hari. Karena siang hari ia ke kebun. Ya itupun kalau datang. Kan ada istri pertamanya juga yang butuh perhatian. katanya sih, kalau adashnggal telfon saja. Juga, ada adik sepupunya yang tinggal bersamanya yang sekolah di sma kelas 1.

Sebenarnya kehamilannya ini belum terencana. Sebulan menikah, ia langsung hamil. Tak seperti aku, yang sudah siap lahir batin, malah belum juga ada tanda tanda kehamilan itu.

Ia pernah melakukan pengobatan selama sebulan. Katanya sih bukan tbc. Hanya bronchitiS yang parah. Dan penyakitnya memang telah h, piar bagaimanapun kondisinya belum pulih benar. Makanya, kehamilannya itu sangat beresiko. Bidan desa tak mau menanganinya karena ia takut akan kondisi ani. Ia merujuknya tuk ke rumah sakit atau puskesmaS. Tapi ia tak mau. Ia Tetap mau melahirkan di rumah. Karena katanya ibunya itu dulu melahirkan seperti kucing. Mudah sekali keluarnya.
Mungkinkah ia berfikiran tentang biaya puskesmas atau rumah sakit? Tak mungkin. Sekarang pengobatan gratis. Tak ada yang di bayar. Tinggal bawa ktp dan kartu keluarga. Di rumah sakit atau puskesmas, ia pasti aman. Karena akan ada suster suster yang senantiasa memeriksa kondisinya.

Teman temanpun berasumsi kalau ia mungkin tak memiliki kartu keluarga. Dia tidak mengurusnya. Tapi kenapa ia tak mengurusnya?

Entahlah.... Masing masing manusia punya masalah seNdiri. Semoga saja masalah yang kita hadapi dapat terselesaikan dengan baik. Tuk b an, semoga saja ia bisa melahirkan dengan Mudah. Walaupun bidan mengatakan susah, tapi kalau Allah memudahkannya? Ia sudah terlalu banyak menderita....

Temanku menyarankan supaya mempersiapkan sarung yang banyak karena sudah mau melahirkan. Tapi ia malah tertawa besar dan memperlihatkan kalau sarungnya cuma ada dua. Biasanya kan orangttua yang menyiapkan hal hal seperti itu. Ibunya telah lama meninggal. Bapaknyapun telah kawin lagi. Mau pulang kampung, katanya tidak boleh. Karena ia belum maddeceng (meminta restu kepada orngtua). Dua tahun kalau ndak salah baru bisa maddeceng.

Perkawinannya memang tidak dihadiri oLeh bapaknya. hanya satu orang keluarganya yang datang saat ia nikah yang diakuinya sebagai kakak tuk jadi wali. Tapi pastinya bukan kakak kandung karena ia anak pertama. Tak ada resepsi. Hanya dikos kosan dilaksanakan. Kamipun sebagai teman tak datang. jujur dari hati , kalau kami tak setuju ia menikah dengan suami orang. Sebagai teman hanya memperingatkan. Betapa sakit hatinya jika suami menikah lagi. Jangankan menikah, suami melirik ke wanita lain saja sakitnya bukan main.

Tapi itulah jodoh. Tak ada yang tau.
Dan mungkin itulah yang terbaik untuk dia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar