tiket pesawat murah

tiket pesawat murah

Kamis, 04 September 2014

My wish in my birthday (33)

Tak terasa umurku telah menginjak 33 tahun. Tak ada ucapan selamat ataupun hadiah. Karena aku merahasiakannya. Di facebook aku sembunyikan.

Aku memang tak suka merayakan ultahku. Karena itu artinya pengeluaran. He....he...he...

Beberapa tahun yang lalu, saat rata-rata gurunya masih lajang, masih terbawa dengan jiwa mudanya, kami biasanya mentraktir teman-teman ke warung ataupun membelikan sesuatu tuk di makan.

Tradisi itu telah menghilang saat satu demi satu para guru muda yang masih lajang,  bertemu dengan jodohnya dan menikah.  Ada yang menikah dengan pacarnya sewaktu kuliah atau kenal diprajabatan, ada juga yang dijodohkan. Seperti aku! He... he he... kami tak punya lagi kesempatan tuk kumpul-kumpul, sambil makan kapurung atau barobbo di rumahnya bu Erni, stamplas kami, sambil bergosip ria tentang masalah sekolah, atau guru baru yang jadi incaran. Sekarang....Semuanya pada sibuk jadi ibu rumah tangga. Ngurus suami, anak, dll. Tinggal bu Syam dan Bu Erni yang belum menikah sampai saat ini. Bu syam juga sudah di mutasi ke smk. Namun kami masih selalu bersama. Kalau tak bertemu langsung, kontak-kontakan melalui grup bbm ataupun facebook.

Aku senang tradisi itu luntur. Aku kurang suka kalau teman-teman mengucapkan " selamat ulang tahun na...."
"Semoga cepat dapat jodoh...." dulu. Waktu belum laku-laku. He...he...he.. "semoga cepat dapat momongan", aminnn... semoga ya Allah. Bagus sih. Di doakan. Semoga doa mereka di terima. "Traktirannya, na...." ini nih intinya. Kalau dulu guru masih sedikit, waktu masih sekolah baru. Tahun demi tahun gurunya bertambah. Kalau harus di traktir semua....? Untung kalau lagi ada uang... kalau lagi boke'? Nambah utang lagi dong.... padahal cicilan di mana-mana. Gaji ataupun tunjangan yang belum di tangan saja sudah ada pos-posnya masing-masing. Bayar karpet, bayar tas, tupperware, sophie martin, dsb. Yang sudah sertifikasi saja, suami istri malah! Dengan pangkat 3d, Masih mengeluh. "Tidak ada uang!". "Ha...ha...ha...". Memang uang itu tidak ada cukupnya. Kalau yang sertifikasi saja mengeluh.... Apalagi aku yang cuma dapat non sertifikasi? Hanya 0,0 persen dari gaji sertifikasi! Tapi, kalau aku saja yang sudah pns dengan gaji tetap mengeluh... bagaimana ya... kehidupan orang-orang yang kerjanya cuma serabutan. Hanya memulung, menjadi buruh tani dengan penghasilan tetap. Lagi-lagi, hanya rasa syukur yang selalu keluar dari bibirku.

ada seorang teman yang  yang masih menjalankan tradisi itu. Itupun cuma satu orang. Bu syam. Wajarrr... masih lajang, dan keluarganya mapan. Itupun orang tertentu saja yang ia traktir. Termasuk aku. Aku sih mau saja kalau di traktir. He...he...he...  Tak ada hadiah ulang tahun yang kami berikan. Bingung! Mau kasih apa. Semuanya sudah ada. Paling yang bisa kami beli barang murahan. Malu juga ngasihnya. Akhirnya dengan tangan kosong, kami menikmati traktirannya. Aku, bnur, b.sur, b.erni, dan lainnya.

Kalau traktir sih itu juga sudah hal biasa. Tak ulang tahunpun kadang aku di undang makan di warung coto, bertiga dengan pacarnya. (Jadi obat nyamuk. He...he...he.... yang penting kenyang). Teman-teman yang lain pun begitu (tapi cuma close friend aja. 7 orang). "Mauki bungkus tuk suamita?" Bu Syam selalu bertanya di akhir acara traktirannya. "Ndak usahmi". Walaupun sebenarnya, aku ingat dia. Membawakannya oleh-oleh makanan ke rumah adalah hal yang paling menyenangkan. Kalau lagi rapat dan ada nasi bungkus, aku makan nasi dan sayurnya. Ayamnya aku bungkus buat suami. Entahlah. Selalu saja ingat suami kalau makan makanan enak.

Bu Syam tau itu. Makanya selalu di tawari. Tapi selalu kutolak. "Sudah baik dapat makan gratis. Minta tambah lagi". Pikirku.
Seandainya bisa, aku mau bungkus saja  makananku buat suamiku. Tapi malu. Kalau aku bungkus, kan gak enak cuma liatin mereka makan. Gak enak juga kan bungkus lalu pergi tanpa menemani mereka makan.... tapi biasa juga dia berinisiatif sendiri membungkuskan tuk suamiku.

Ia teman yang sangat baik. Tak ada cela yang bisa kudapatkan dari pribadinya. Cantik. Kaya. Pintar. Sederhana..... dan... sempurna tuk menjadi istri idaman. Sayangnya.... jodoh belum juga menyapanya di umurnya yang ke 32.  Pendamping sudah di depan mata.... namun halangan dan rintangan ada saja yang melanda. Seusai sholat, dan berdoa memohon agar di karuniai momongan secepatnya, tak lupa juga kusebut namanya agar ia cepat dapat jodoh.

Reski.... jodoh....kematian.... memang rahasia Ilahi.

Suamiku.... kalau tak aku ingatkan, tak akan mengucapkan selamat ulang tahun. Waktu mau ke  sulteng beberapa hari tuk melihat kebunnya, aku mengingatkannya. Tak masalah kalau tak ingat sih.... it's not a big deal. Bisa saja ia lagi sibuk di kebun. Memperbaiki lahannya tuk masa depan kami. Agar bisa menjadi penghasilan di masa tua.

Namun....Ulang tahun pernikahan kami ia selalu ingat. Karena itu adalah hal yang paling bersejarah dalam hidup kami. Tanggal, hari, bulan, dan tahun itu, semuanya baru di mulai. Akad nikah, perkenalan pertama, pertama mendengar suaranya, ngobrol.... it was done for the first time.

Mengingat semua itu....kenangan pernikahanku jadi ratu sehari.... aku jadi rindu padanya.

Aku paling suka mengingatkannya tentang pernikahan kami, tentang malam pertama dan kebersamaan kami saat pengantin baru. Banyak hal lucu yang menjadi rahasia kami berdua.

Yang menikah setelah pacaran tentunya tak terlalu canggung.

Aku.... tak pernah kenal, liat, mendengar suaranya.... pas nikah baru ketemu.....tentunya sangat mendebarkan.

Kebersamaan kami telah memasuki 4 tahun 7 bulan. Lebih dari cukup tuk memahami satu sama lain. Lebih dari cukup tuk dinamakan cinta. Usia matang saat kami menikah juga menjadikan kami tak lagi neko-neko dalam memandang hidup. Selalu bersyukur atas reski Nya. Walaupun sebuah harapan belum terkabulkan olehNya.

Kami merindukan canda tawa seorang anak yang bisa menemani hari-hari kami. Kami berdoa, bersabar, dan berobat. Semoga yang membaca postingan ini juga, mau mengikhlaskan seuntai doa buat kami agar kami segera bisa punya anak.

Jalani saja apa adanya. Tuhan pasti tau yang terbaik buat hambanya. Karena sebenarnya, tanpa kita sadari, kita lebih beruntung dari yang lainnya.

Kami sedang berusaha untuk itu. Suatu saat, pasti punya anak. Dengan izin Allah.
Namun, Aku beruntung. Karena sudah menikah dengan orang yang tepat. Dan aku bahagia. Berapa banyak orang yang sudah punya anak, begitu mudahnya hamil, namun rumah tangganya di ujung kehancuran.

Kita memang harus bijak dalam memandang hidup! Tak selamanya doa kita langsung terkabul. Mungkin tertunda.... menunggu waktu yang tepat. Seperti pernikahanku dengan suamiku. Sekian lama aku menderita dengan cemoohan karena tak laku-laku, akhirnya Tuhan mengirimkan pendamping hidup yang begitu sempurna dalam hidupku di umurku yang ke 29. Tak pernah kusesali.... aku menikah di umur yang hampir uzur. Menurut orang kampung. Tapi.... seandainya aku menikah di umur 25 tahun.... apakah suamiku adalah pendampingku yang sekarang?

Sampai sekarang.... aku tetap berbaik sangka pada Tuhan. Ia pasti akan memberikan keturunan yang terbaik pada saat yang tepat.Ia mungkin  masih memilah dan memilih calon bibitku di sana. Dalam taraf penyeleksian. Mudah-mudahan di tahun ini, Ia telah temukan. Dan mengirimkan malaikat tuk membawa ruh itu ke dalam rahimku.

Dia lagi apa ya... di sana? Seandainya ia di sini, kami akan pergi makan mi pangsit favoritnya. Seperti tahun lalu.

Ia tadi nelfon saat aku lagi mengisi bensin. "Nantipi nelfon na sayang... karena terlambat maka". Ku tutup telfonnya. Ia belum mengucapkan "selamat ulang tahun sayang....".

Ah! Itu tak penting.
Yang penting ia sehat di sana dan pulang dengan selamat.

Make a wishnya di ulang tahunku yang ke 33....
"Semoga aku cepat hamil, punya baby yang lucu-lucu....
Semoga kami panjang umur,  pernikahan kami langgeng sampai kakek nenek. Aminnnnn.......".050914***

Yang baca postingan ini. Tolong di aminkan juga. Aku butuh amin 40 orang. Karena katanya, kalau ada orang yang mengaminkan doa kita 40 orang, maka doanya akan terkabul.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar