tiket pesawat murah

tiket pesawat murah

Rabu, 01 Oktober 2014

Sppd

Pak ven akan ke makassar bersama b.dar dan bu lin untuk pelatihan 2013. Wah.....pelatihannya pasti seminggu. Aku harus bergerak cepat. Aku harus minta uang sppd sama pak sev. Yg bemdahara bos. (Bu ros adalah bemdahara gratis. Tempat pencairan sppd. Namun danax belum cair, sehingga diambilkan dulu dari dana bos. Nanti setelah dana gratis cair, maka akan di gantikan uangnya).

Orang-orang lagi sibuk buat kelengkapan ke makassar, aku ikut-ikutan sibuk sendiri. Hari rabu aku mgmp di malili. Mereka harus berangkat hari minggu. Besok.

"Mintaka sppd pak Sev." Mintaku padanya. "Masi' lama. Seminggu lagi. Mada sudah minta sppd sekarang?" Tolaknya.

Kecewa. Ia selalu membuatku kecewa dan malu.

Dua minggu yang lalu, saat aku mau pergi mgmp dan minta uang sppd, ia juga menolak dengan muka mengkerut. "Mintako sama bapak." "Kitami yang tanya pak?" Aku segan kalau mau ke kepsek tuk minta sppd. "Tanya sendiri to.... kan kamu yang perlu." Dongkol.

Karena waktu itu ia tak kasi, akhirnya aku pun pergi tanpa uang sppd. Kalau harus ke kepsek minta sppd mendingan pakai uang sendiri.
"Uhhh!" Kesal!

Tapi akhirnya ia beritahu juga kepsekbhari itu. Namun sayang.... kembali kecewa. "Adaji katanya nanti dari dinas itu uangnya." Kata pak sev. Sambil mengulurkan surat sppd tanpa uang tunai. "Bawami saja dulu ini, nanti di cairkan kalau tidak ada dari dinas."

Sewa mobil malili tarengge 20 ribu. Pp 20 ribu. Sewa ojek ke sekolah tempat mgmp, sekitar 5 rb, 10 rb pp. Pas 50 ribu. Biasanya kalau dari dinas palingan cuma 50 ribu saja perhari. Pernah suatu hari ke sma 2, yang aku tak tahu keberadaannya akhirnya terlewat. Sewa ojeknya 10 ribu. Untungnya pas mau ke jalan nesar banyak teman bisa jadi tempat nebeng.

Mendingan dinas tidak usah kasih uang jalan daripada sppd hilang. Mendingan sppd yang 150 ribu sekali jalan. Bisa beli oleh-oleh roti kens bakery. He..he..he...

Sppd....sppd.....
Kalau orang biasanya di bilangin mata duitan....kalau aku mata sppd.
"Pergika dulu sppd, na..."kataku spontan pada teman-teman di ruang guru sambil melambai-lambaikan kertas sppdku. Tentu saja teman-teman menyambutnya dengan tawabyang riuh di pagi hari. Tertawa berarti bahagia. Jika bahagia, mengajarpun akan penuh senyum, dan anak-anak akan semangat belajar.

Itulah sekolahku. Selalu di penuhi dengan tawa. Tak kenal pagi, siang ataupun siang bolong. Selalubsaja ada yang berhasil membuat gigi kering kerontang. He..he...he....

Kecewa dengan penolknbpak ven, akupun ke ruang bu tri. "Titip sppdku na. Hari rabupi ku ambilki. Kataku lesu.

"Sppd apa itu?" Tanyanya.
"Mau ke malili hari rabu na ndak mau na kasika uang pak ven." Jengkel.
"Mauka juga minta. Mau ke malili hari senin."ia buri-buru keluar keruangan pak ven. Tak lama ia kembali dengan surat sppd dan uang di tangan.
"Kesanami cepat." Aku kira pak ven yang manggil. Dwngan semangat 45 aku menemuinya yang lagi memberikan uang ke bu dar sppd ke makassar.
"Saya juga pak ven."
"Ndak bisa. Ka masih lama. Masa masih satu minggu sudah mau minta sppd." Dengan muka cemberut ke arah bu dar.
"Kan ndak adaki pak nanti kalau hari rabu. Masi d makassarki." Aduh.... kok susah amat sih.....
"Tanya bapak." Tanya bapak lagi..... huh! Tak mungkin.
"Tidak ke manaji itu uangnya kalau ada."
Katanya lagi. Ia...memang tak kemana. Tapi kan.....aku mau pake ongkos ke malili.

Besok aku ke malili lagi. D sman 1 malili. Terpaksa pinjam uang ayahku dulu yang dititip di rekeningku.
Ambilnya mudah....tapi masukkan direkening yang susah. Harus antrian lama. Apalagi kalau mau nabung 150 ribu saj? Malu!

Perut mules. Pas tangga 1 oktober bulan datang menyapaku. Pas lagi mau mgmp. Aduh..... rasa malas di tambah perut yang berdenyut-denyut membuatku tak bisa bangun.
Jendela yang tak terbuka menjadikan kamarku masih gelap. Pasti suamimu sengaja tak membukanya. Ia tahu aku haid dan tak mau mengganggu tidurku. Kalau aku haid, aku sakit.

Bisakah aku pergi mgmp dengan kondisi yang lesu?

Kupaksakan diriku bangun. Di depan tv, suamiku lagi asyik minum teh dengan biskuit gabing.

Suamiku begitu pengertian. Saat aku lg sakit, ia tak akan merepotkanku. Akan menyeduh sendiri tehnya dengan dispenser.

Kubuat seduhan kunyit dalam segelas air. Obat alami yang kuminum tuk menyembuhkan nyeri dadaku karena maag. Sekaligus tuk meredakan nyeri haidku.

Sudah jam 7. Aku belum mandi dan siap-siap. Nyeri perutku juga belum reda. Kuingat paracetamol yang ada di tasku. Sakitku akan kubantai dengan paracetamol saja.

Ke sekolah nggak ya ambil sppdku  yang kusimpan di laci? Kalau ke sekolah....aku bisa kedapatn kepsek. Kalau tidak....uang sppd nya nanti ndak cair.

Akhirnya dengan berharapa kepsek tidak ada, kubelokkan motorku le arah sekolah.

Helm hijau itu ada. Mtr kepsek yang selalu terpakir depan kantor dengan helmnya yang sudah sangat aku kenal.

Semoga saja ia tak melihatku. Harapku lagi. Saat motorku melewati pagar menuju parkiran.

Hanya membuka helm, jaket tetap terpasang, segera ku berjalan ke ruang guru bersamaan kulihat kepsek ke arah yang sama. Gawat!
"Kenapa terlambat lagi. Na belum ada anaknya...." menegurku saat di depan pintubruang guru.
"Sakit perutku pak....." cepat-cepat ke arah mejaku mencari sppd. Entah d mana kusimpan kemarin saat kuambil di bi tri.

"Sudah lewatmi 1 jam pelajaran ini. Terlambat sekaliki bu." Aku cuma melihat ke arahnya dengan muka di salah salahkan.
"Ketemu."
Tanpa pamit, aku ngeloyor pergi meninggalkan ruang guru lari-lari kecil dan menghilang dengan spin merahku. Entah apa yang ada dalam pukirannya. Sudah terlambat, eh pergi lagi! Ah! Nanti dia juga kan tau sendiri. Lagian....kalau aku tak pergi, kan kepsek juga yang jadi sasaran. Akan di tegur oleh dinas. Seperti minggu lalu. Pak yadi guru biologi tak datang mgmp. Dan kepsek pun di telfon.
Harusnya syukur punya anak buah kayak saya. Rajin pergu mgmp.  Walau cuma nyetor muka di sana. Tandatangan, makan, bergosip....pulang deh. Tak pernah bawa perlengkapan tempur. Laptop ataupun fd. Baru hari ini aku bawa. Itupun diingatkan oleh suami. Pelupa. Itulah aku.

Sampai di tarengge, untungnya ada mobil yang langsung mau berangkat. Kalau sudah jam 8 lewat, biasanya mobil sudah jarang yang lalu lalang.kadang harus menunggu 10 atau 20 menit baru ada mobil lagi. Untung kalau tidak penuh. Sedang aku lagi buru-buru. Pasti pembahasan rppnya sudah di mulai. Berharap hari ini tak terlambat lagi. Agar aku tak selalu menjadi
Guru teladan alisa guru Terlambat datang. He he he.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar