tiket pesawat murah

tiket pesawat murah

Sabtu, 01 November 2014

Mau Tanam bakau di pinggir sungai

Tanah yang ayahku gadaikan, akhirnya aku ambil dengan mengambil kredit di bank bpd 17 juta dengan potongan sekitar 1, 5 juta dan cicilan 290 ribu selama 10 bulan. Tak apa-apalah. Karena perkiraan hasil dari kebun coklatnya nanti akan lebih banyak dari cicilannya.

Berapa tahun ya.... aku tak ke sana. Kayaknya sudah lamaaa sekali aku tak ke sana.

Sebenarnya, baru tahun lalu ayahku gadaikan saat mau beli mobil dan uangnya tak cukup. Saat ditawari bank tuk ambil kredit lagi, aku langsung mikir dan mikir. Kepikiranlah tuk menebus kebun itu. Sisa gajiku 400 ribu. Kalau kebun itu aku ambil, bisa mendapatkan 1 juta perbulan saat musim. 

Karena aku yang tebus, aku deh yang akan ambil hasilnya. Sekaligus yang kerja. Dulu yang kerja orang lain. Tinggal tunggu uang hasil jual coklatnya.

Sekarang.... suami sudah jarang ke mayoa. Kebun di mayoa juga yang kerja orang lain. Kebun yang di sini yang dekat rawa, sawitnya sudah besar. Jadi tak terlalu butuh perawatan. Kerjanya tak lagi sepadat dulu.

Mungkin sudah ada sekitar 5 meter lebih kebun itu terkikis air saat banjir dan menjadi sungai. Otomatis kebunku menyempit. Sedang kebun yang di seberang melebar.

Aku jadi berfikir. Kalau dibiarkan..... beberapa tahun kedepan, kebunku akan hilang. Habis menjadi sungai. Untung ada pohon bambu dan pohon besar yang lainnya yang masih bisa menahan abrasi sehingga tak terlalu parah dibandingkan kebun orang lain.

Kebun pak asap tinggal sebaris cokatnya yang tersisa. Sedang kebun pak abri.... malah sudah ludes. Coklatnya sudah terseret banjir dan berisi dengan air sungai. Padahal kebun itu telah menfkahi mereka selama berada di kampung ini.

Aku browsing di internet. Pohon apa yang bisa menahan abrasi di pinggir sungai. Pohon mangrove. Tapi.....
" mangrove hanya hidup di air payau." Kata seorang teman.
"Payau?" Kedengarannya tak asing. Namun lupa artinya.
"Perpaduan antara air laut dan air asin."
Semangatku sedikit kendor. Tapi aku tak menyerah. Di coba tak mengapa. Gagal jadi pengalaman.Kembali googling.
"Mangrove yang hidup di air tawar."
Ternyata ada. Yang jenis bakau. Seorang peneliti melakukan penanaman di air tawar dalam percobaannya. Memang daya tymbuhnya berbeda. Yang di tanam di air asin daunnya lebar. Sedang yg di air tawar daunnya kecil. Disebutkan juga kalau jenis rhizoparus sp cocok di tanam di air tawar yang berlumpur.

Mulailah mencari toko online yang jual bibit mangrove. Sebenarnya laut tidak terlalu jauh. hanya tak tahu kalau harus pergi cari. Kemana? Di mana? Aku tak mengerti. Walau sekarang adalah waktu yang tepat tuk mencari biji mangrove. Atau di sebut dengan propagul. Karena september sampai maret adalah waktunya panen biji mangrove. Sekarang bulan november.

Dari pada ribet mendingan beli online.
Toko pertama harganya 700 rupiah. Minimal order 500 biji belum ongkos kirim.
Aku cuma mau beli sedikit. Percobaan. Rugi dong kalau beli nanyak namun tak tumbuh.

Pindah lagi ke toko online b.
Harga 1000 Minimal order 100 biji dengan ongkos kirim 35 ribu per kg kalau lewat pos dan jne 60 ribu.
Lewat pos pastinya. Soalnya murah.

"Bagaimana mbak? Jadi order? Saya sudah ambilkan di kebun 100 biji."

"Semuanya 240 ribu bu dengan ongkir."
" aku maunya 50 biji aja mbak."
"Ok." Dia setuju.
Awalnya aku di suru transfer  155 ribu. Dengan perkiraan 3 kg. di kiranya cuma dua kg. Namun bijinya sudah tumbuh jadi bertambah berat. Aku ok saja.

"Towuti luwu timur, dekat rumah ibu nggak?"
"Jauh. Sekitar 200 km." Menurutku. Soalnya suami aku tanya dia juga tak tahu. 
"Ada tadi saya kirimkan bibit jati 1 kg biaya kirimnya 65 ribu ternyata. Karena adanya kilat khusus. Besok saya tanyakan ya bu di kantor pos berapa biayanya untuk alamat ibu."
"Besok kan hari minggu bu."
"Kantor pos pusat minggu buka sampai siang. Kalau hari lain sampai malam."
"Oooooo...."
Aku cuma ber ooooo sendiri. Baru tahu. Kalau kantor pos buka sampai malam. Berarti laku banget kantor pos di sana. Kalau di sini pengunjungnya di hitung jari saja.

"Bu. Biaya ke alamat ibu 60 ribu perkg. Jadi semuanya 240 ribu."
Berat di ongkos deh.

Aku baru ingat kalau labecce, tetaggaku selalu pergi menangkap ikan di laut. Dulu... sewaktu masih gadis aku kadang ikut pergi makan-makan ikan hasil tangkapannya di pondok kecil dekat laut jika air lagi surut bersama keluarganya. Karena aku dengan akrab dengan anaknya, mariana.

Aku bisa beli sama dia. Tanpa ongkos kirim. Hanya saja.... terlanjur nanya sana sini. Aku juga tak tahu. Mangrove di pinggir laut itu jenis apa?
"Bagaimana bu? Jadi?"
Tanyanya lagi.
"Biskah saya pesan dua kg saja?" Tawarku.
"Ibu ini serius atau main-main? 50 biji aja saya sudah rugi bu. Ibu minta lagi cuma dua kg."
Wahhh....marah ni penjualnya. Namanya pembeli. Nawar boleh kan? Biarlah ku ambil.
" He...he...he.... ok deh bu. Hari senin saya transfer uangnya."

Hari senin.
Bagaimana bu? Jadi transfer uangnya?"
"Iya bu. Baru mau pergi transfer."
90 sudah ku transfer lewat atm. Saldoku tidak cukup. Tadi cuma 200 ribu. 50 ribunya aku transfer ke nulis buku tuk biaya cetak kumpulan cerpenku. Ndak cukup dong! Maunya transfer 100 ribu saja. Tak bisa juga. Jadilah 90 ribu. Lalu sisanya aku mau transfer manual lewat teller saja.

Bri antri. Aku paling malas ngantri apalagi saat perut lagi mules begini. Lagi M. Jadinya keadaan nggak stabil.
"Apakah bisa di transfer lewt pos saja?" Maksudnya sekalian aku juga mau ke sana bayar listrik. Kan sudah tanggal 3. Daripada nunggu lagi ngantrinya.
"Ibu ini main-main apa serius. Kami tidak pernah menerima transfer lewat pos."
Meradang lagi deh. Kayaknya, aku pelanggan yang paling menyebalkan dalam hidupnya. He he he.
Siapa tahu aja kan bisa juga lewat pos. Soalnya aku juga tak tahu. Makanya nanya. Kantor pos kan juga sudah online.

Seorang tetangga datang. Tang. Dia juga mau transfer. "Nebeng ya.... " mau ikut di nomor antrianku. Kebetulan sekali. Aku malah nitip sama dia dan nomor antrianku aku kasi.

Malamnya....
"Bu. Sudah saya transfer uangnya."
"Ok... nanti saya cek."

"Bu...biasnya kami menerima bukti transfernya."

Aku kirim bukti transfer yang 90 ribu dan kujelaskan kalau sisanya saya titip di teman dan belum saya ambil.
Pulsa juga habis tak bisa nelfon sama sms.
Gagal. Gambarnya tak bisa terkirim. Mungkin jaringan lagi bermasalah.
"Kalau ibu tidak yakin uangnya belum di kirim tidak usah di kirim dulu bibitnya."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar